BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Maslah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang
dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses belajarnya. Kondisi
tertentu itu dapat ber-kenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa
kelemahan-kelemahan yang dimilikinya dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan
yang tidak menguntungkan bagi dirinya.
Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh
murid-murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa
murid-murid yang pandai atau cerdas. Berdasarkan pengertian masalah belajar yang
dikemukakan diatas, maka jenis-jenis masalah belajar di Sekolah Dasar dapat
dikelompokkan kepada murid-murid yang mengalami:
1.
Keterlambatan
akademik, yaitu pada murid dengan inteligensi yang tinggi tetapi tidak dapat
memanfaatkannya secara optimal.
2.
Ketercepatan
dalam belajar, yaitu keadaan murid yang memiliki bakat akademik yang cukup
tinggi atau memiliki IQ 130 atau lebih, tetapi masih memerlukan tugas-tugas
khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemam-puan belajarnya yang amat tinggi.
3.
Sangat
lambat dalam belajar, yaitu keadaan murid yang memiliki bakat akademik yang
kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapat pendidikan atau
pengajaran khusus.
4.
Kurang
motivasi dalam belajar, yaitu keadaan murid yang kurang bersema-ngat dalam
belajar.
5.
Memiliki
sikap dan kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi murid yang kegiatan atau
perbuatan belajarnya sehari-hari bersifat semena-mena atau tidak selayaknya.
6.
Sering
tidak sekolah, yaitu murid-murid yang sering tidak mengikuti pelajaran dengan
alasan-alasan tertentu atau bahkan tanpa alasan sehingga kehilangan sebagian
besar kegiatan belajarnya.
1.2. Pembatasan Masalah
Selain sebagai pengajar, guru Sekolah Dasar juga
diharapkan mampu menjadi seorang pembimbing. Bimbingan dan pelayanan guru akan
membantu siswa dalam mengembangkan kebiasaan belajar yang baik untuk dapat
menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan. Mengingat banyaknya ruang
lingkup diagnosis dalam mengatasi kesulitan belajar, maka penulisan makalah ini
dibatasi pada topik upaya guru SD dalam mengatasi masalah belajar siswa yang
juga memuat; pengidentifikasian murid yang diperkirakan mengalami masalah belajar
dan faktor-faktor penyebab terjadinya masalah belajar murid di Sekolah Dasar.
1.3. Manfaat dan Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan
menghasilkan suatu manfaat sebagai berikut:
1.
Bagi
penulis akan memperoleh suatu pengetahuan tentang kesulitan belajar siswa dan
bagaimana mengatasinya.
2.
Bagi
dunia pendidikan, khususnya guru SD memperoleh masukan dalam memahami upaya
mengatasi masalah belajar siswa.
Murid-murid yang mengalami masalah belajar perlu
mendapat bantuan dari guru agar mereka dapat melaksanakan kegiatan belajar
secara baik dan terarah. Dan masalah-masalah tersebut tidak selalu dapat
(harus) diselesaikan dalam situasi belajar-mengajar di kelas, melainkan
memerlukan pelayanan secara khusus oleh guru di luar situasi proses
pembelajaran.
Makalah ini disusun dengan tujuan agar guru mampu
membantu murid dalam mengatasi masalah-masalah belajar sehingga setelah melalui
proses perubahan belajar, mereka dapat mencapai hasil belajar yang optimal
sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya.
1.4. Landasan Teori
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional[1] :
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan Nasional adalah pendidikan
yang berdasarkan Pancasilan dan UUD Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai
agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan zaman”.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Mengidentifikasi Murid yang Diperkirakan Mengalami Masalah Belajar
Murid yang mengalami masalah
belajar, dapat diidentifikasi melalui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar,
skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar.
a. Tes
Hasil Belajar
Tes hasil belajar adalah alat yang disusun untuk
mengungkapkan kapan dan sejauh mana murid telah mencapai tujuan-tujuan
pengajaran yang ditetapkan sebelumnya. Murid-murid dikatakan telah mencapai
tujuan pengajaran apabila dia telah menguasai sebagian besar materi yang
berhubungan dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
Ketentuan penguasaan bahan ditentukan dengan menetapkan patokan, yaitu presentase minimal
yang harus dicapai oleh murid. Murid yang belum menguasai bahan pelajaran
sesuai dengan patokan yang ditetapkan, dikatakan belum menguasai tujuan
pengajaran, dan memerlukan bantuan khusus.
b. Tes
Kemampuan dasar
Setiap murid
mempunyai kemampuan dasar atau kecerdasaan tertentu. Tingkat kemampuan ini
biasanya di ukur atau diungkapkan dengan mengguna-kan tes kecerdasan yang sudah
baku. Diasumsikan bahwa anak normal, memiliki tingkat kecerdasan (IQ) antara 90-109.
Hasil hasil yang dicapai murid hendaknya
dapat mencerminkankan tingkat kemampuan yang dimilikinya.
c. Skala
Sikap dan Kebiasaan Belajar
Sikap dan kebiasaan belajar merupakan salah satu
fakktor yang penting dalam belajar. Sebagian dari hasil belajar, ditentukan
oleh sikap dan kebiasaan yang dilakukan oleh murid dalam belajar. Kebiasaan
belajar menunjuk pada bentuk dan pola perilaku yang dilakukan terus menerus
oleh murid dalam belajar.
Sebagian dari sikap dan kebiasaan belajar murid,
dapat diketahui melalui pengamatan yang dilakukan di dalam kelas. Tetapi
pengamatan biasanya terbatas pada sikap dan kebiasaan yang diterima oleh alat
indera. Untuk mengungkapkan sikap dan kebiasaan yang lebih luas telah
dikembangkan beberapa alat berupa “Skala
sikap dan kebiasaan belajar”.
2.2.
Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Masalah Belajar Murid di Sekolah Dasar
Setelah seorang guru mengetahui siapa murid yang
bermasalah dalam belajar serta jenis masalah apa yang dihadapinya selanjutnya
guru dapat melanjutkan tahap berikutnya, yaitu mencari sebab-sebab terjadinya
masalah yang dialami murid dalam belajar. Masalah belajar cenderung sangat
kompleks, karena masalah belajar
mengandung pengertian, bahwa:
Pertama, masalah belajar dapat timbul oleh
berbagai sebab yang berlainan. Suatu masalah belajar yang sama dialami oleh dua
orang murid atau lebih, belum tentu disebabkan oleh faktor yang sama. Kedua, dari sebab yang sama dapat timbul
masalah yang berlainan seringkali suatu kondisi yang sama dimiliki oleh
beberapa orang murid, namun menimbulkan masalah-masalah yang berlainan pada
masing-masing individu. Ketiga,
sebab-sebab masalah belajar dapat saling berhubungan antara yang satu dengan
yang lain. Kadang-kadang masalah belajar yang dihadapi oleh seorang murid tidak
timbul dari satu sebab saja, melainkan dapat timbul dari berbagai sebab yang
saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya.
Pada garis besarnya sebab-sebab timbulnya masalah
belajar pada murid dapat dikelompokan kedalam dua kategori, yaitu :
a.
Faktor
internal (faktor-faktor yang berada pada diri murid itu sendiri), antara lain:
1)
Gangguan
secara fisik, seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat bicara,
gangguan panca indra, cacat tubuh, serta penyakit menahun (alergi, asma, dsb).
2)
Ketidak
seimbangan mental (adanya gangguan dalam fungsi mental), seperti menampakkan
kurangnya kemampuan mental, taraf kecerdasan-nya cenderung kurang.
3)
Kelemahan
emosional, seperti merasa tidak aman, kurang bisa me-nyesuaikan diri (maladjusment), tercekam rasa takut,
benci dan anatipati, serta ketidak matangan emosi.
4)
Kelemahan
yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap yang salah, seperti kurang perhatian
dan minat terhadap pelajaran sekolah, malas dalam belajar dan sering bolos atau
tidak mengikuti pelajaran.
b.
Faktor-faktor
eksternal (faktor-faktor yang timbul dari luar diri individu), yaitu berasal
dari:
1)
Sekolah, antara lain:
§
Sifat
kurikulum yang kurang fleksibel.
§
Terlalu
berat beban belajar (murid) dan atau mengajar (guru).
§
Metode
mengajar yang kurang memadai.
§
Kurangnya
alat dan sumber untuk kegiatan belajar.
2)
Keluarga (rumah), antara lain:
§
Keluarga
tidak utuh dan atau kurang harmonis.
§
Sikap
orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya.
§
Keadaan
ekonomi.
2.3.
Upaya Membantu Murid Dalam mengatasi Masalah Belajar
Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi
masalah belajar antara lain:
1)
Pengajaran Perbaikan
Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk
pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, pengajaran yang membuat
menjadi baik. Dibanding dengan pengajaran biasa, pengajaran perbaikan sifatnya
lebih khusus, karena bahan, metode dan pelaksanaannya disesuaikan dengan jenis,
sifat dan latar belakang masalah yang dihadapi murid. Pengajaran perbaikan bisa
juga disebut pengajaran remedial.
Pengajaran remedial merupakan rangkaian kegiatan lanjutan logis dari usaha
diagnostik kesulitan belajar-mengajar.
Pengajaran remedial dapat didefinisikan sebagai
upaya guru untuk menciptakan suatu situasi yang memungkinkan individu atau
kelompok siswa tertentu lebih mampu mengembangkan dirinya seoptimal mungkin
sehingga dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan, dengan
melalui suatu proses interaksi yang berencana, terorganisasi, terarah,
terkoordinasi, terkontrol dengan lebih memperhatikan taraf kesesuaiannya
terhadap keragaman kondisi objektif individu dan atau kelompok siswa yang
bersangkutan serta daya dukung sarana dan lingkungannya (Abin Syamsuddin
Makmun, 1998: 228)[2].
2) Kegiatan
Pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan
yang diberikan kepada seorang atau beberapa orang murid yang sangat cepat dalam
proses belajar, dengan tujuan untuk menambah dan/atau memperluas pengetahuan
dan keterampilan yang telah dimiliknya dalam kegiatan belajar sebelumnya.
Kecepatan belajar yang tinggi akan mempunyai dampak
positif apabila murid merasa dirinya diperhatikan dan dihargai atas
keberhasilan dan kemampuan dalam belajar. Sebaliknya, kecepatan belajar akan
mempunyai dampak negatif apabila murid merasa kurang diperhatikan dan kurang dihargai.
3) Peningkatan
Motivasi Belajar
Guru dan staf sekolah lainnya berkewajiban membantu
murid mening-katkan motivasinya dalam belajar. Prosedur yang dapat dilakukan
adalah dengan:
a.
Memperluas
tujuan-tujuan belajar. Murid akan terdorong untuk belajar apa-bila ia
mengetahui tujuan-tujuan belajar yang hendak dicapai.
b.
Menyesuaikan
pengajaran dengan bakat, kemampuan dan minat murid.
c.
Menciptakan
suasana pembelajaran yang menantang, merangsang dan menyenangkan.
d.
Memberikan
hadiah (penguatan) dan hukuman (hukuman yang bersifat membimbing, yaitu yang
menimbulkan efek peningkatan) bilamana perlu.
e.
Menciptakan
suasana hubungan yang hangat dan dinamis antara guru dan murid, serta antara
murid dengan murid.
f.
Menghindari
tekanan-tekanan dan suasana yang tidak menentu.
g.
Melengkapi sumber dan peralatan belajar.
h.
Mempelajari
hasilbelajar yang diperoleh.
4)
Peningkatan Keterampilan Belajar
Prosedur yang dapat dilakukan
diantaranya adalah:
a.
Membuat
catatan waktu guru mengajar.
b.
Membuat
ringkasan dari bahan yang dibaca.
c.
Mengerjakan
latihan-latihan soal.
5)
Pengembangan Sikap dan Kebiasaan
Belajar yang Baik
Setiap murid diharapkan
menerapkan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif. Sikap dan kebiasaan
belajar yang baik tidak tumbuh secara kebetulan, melainkan seringkali perlu
ditumbuhkan melalui bantuan yang terencana, terutama oleh guru-guru dan orang
tua murid. Untuk itu murid hendaknya dibantu dalam hal:
a.
Menemukan
motif-motif yang tepat dalam belajar.
b.
Memelihara
kondisi kesehatan yang baik.
c.
Mengatur
waktu belajar baik di sekolah maupun di rumah.
d.
Memilih
tempat belajar yang baik.
e.
Belajar
dengan menggunakan sumber belajar yang baik.
f.
Membaca
secara baik dan sesuai dengan kebutuhan.
g.
Tidak
segan-segan bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui.
Di samping dengan cara bantuan
diatas, terdapat beberapa cara yang lain yang dapat dilakukan guru untuk
menumbuhkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik adalah:
1.
Membantu
murid menyusun rencana yang baik. Rencana memuat pokok dan subpokok, tujuan
pembelajaran, alat-alat pembelajaran dan cara-caranya.
2.
Membantu
murid mengikuti kegiatan belajar-mengajar di dalam kelas. Murid perlu
mengetahui apa, dan bagaimana yang harus dikerjakan terlebih sebelum mengikuti
kegiatan belajar-mengajar.
3.
Melatih
murid membaca cepat. Dengan membaca cepat, kemungkinan murid memperoleh banyak
informasi atau ilmu pengetahuan dari buku sumber yang dibacanya.
4.
Melatih
murid untuk dapat mempelajari buku pelajaran secara efisien dan efektif. Salah
satu metode yang perlu dikuasai oleh murid adalah metode SQR3 (survey, question, read, recite, write and
review) yang dikemukakan oleh Francis P. Robinson (Dorothy Keiter, 1975).
5.
Membiasakan
murid mengerjakan tugas-tugas secara teratur, bersih dan rapi.
6.
Membatu
murid menyusun jadwal belajar dan mematuhi jadwal yang telah disusunnya.
7.
Membantu
murid agar dapat berkembang secara wajar dan sehat.
8.
Membantu
murid mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian, yang meliputi persiapan mental,
penguasaan bahan pelajaran, cara-cara menjawab soal ujian, dan segi-segi
administratif penyelenggaraan ujian.
Keberhasilan
belajar siswa akan lebih memadai apabila wali kelas/guru menerapkan peran
bimbingan waktu mengajar (Rohman, 1988: 43)[3].
Penerapan peran bimbingan waktu mengajar yang dilakukan oleh guru adalah upaya
guru untuk memfasilitasi perkembangan kepribadian siswa, serta upaya bimbingan
lain dalam bentuk membimbing siswa dalam mencapai tujuan itu sendiri, dan
membimbing siswa dalam menilai keberhasilannya dalam mencapai tujuan itu.
Kegiatan
bimbingan yang dilakukan guru dalam proses belajar-mengajar yang baik secara
umum dapat dikelompokkan menjadi:
a.
Mengenal
dan memahami siswa secara mendalam;
b.
Memperlakukan
siswa berdasarkan perbedaan individual;
c.
Memperlakukan
siswa secara manusiawi;
d.
Memberi
kemudahan kepada siswa untuk mengembangkan diri secara optimal;
e.
Memelihara
suasana kelas supaya tetap menyenangkan bagi siswa.
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan dan Saran
Peran guru dalam mengatasi masalah
belajar sebagaimana diuraikan dalam pembahasan diatas cukup menunjang
keberhasilan pendidikan secara umum, terlebih lagi bagi siswa yang secara
langsung menjadi subjek didik. Tetapi untuk merealisasikan hal itu memerlukan
syarat-syarat yang tidak ringan dan menyangkut komponen pokok dalam pendidikan
di sekolah. Keberhasilan penanganan berbagai masalah belajar di sekolah harus
pula ditunjang oleh beberapa hal sebagai berikut:
1.
Guru
SD selain sebagai pengajar juga berperan sebagai pembimbing yang harus memiliki
keyakinan, ketrampilan dan motivasi yang tinggi untuk dapat merealisasikan
upaya penanganan masalah belajar siswa yang terjadi di kelasnya.
2.
Dukungan
teman sejawat sangat diperlukan. Adanya kerjasama dan sikap saling memahami dan
menghargai, akan mempermudah penyelesaian berbagai masalah yang ada dalam
belajar siswa.
3.
Terciptanya
suasana saling membutuhkan, terutama siswa yang merasa membutuhkan guru; adanya
usaha guru agar fasilitas yang ada dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh siswa,
dengan dorongan dan pengarahan pihak-pihak yang ada di sekolah.
4.
Kerjasama,
saling membutuhkan dan saling menghargai, sikap terbuka dan komuniasi yang
baik, semua itu sangat diperlukan untuk terealisasinya upaya guru SD dalam
mengatasi masalah belajar siswa.
DAFTAR
PUSTAKA
Juntika Nurihsan, Achmad. (2005). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Kartadinata, Sunaryo, dkk. (1998). Bimbingan di Sekolah Dasar. Bandung:
Dirjen Pendidikan Tinggi dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Natawidjaja, Rochman. (1998). Peranan Guru dalam Bimbingan di Sekolah.
Bandung: Abardin.
Syamsuddin
Makmun, Abin. (1997). Psikologi
Kependidikan. Bandung: Rosda Karya.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003
DAFTAR
CATATAN KAKI
1UU no.20 tahun 2003. (Bab 1,
Pasal 1)
2Syamsuddin
Makmun, Abin. (1997). Psikologi
Kependidikan. Bandung: Rosda Karya. (Halaman 228).
3Natawidjaja,
Rochman. (1998). Peranan Guru dalam
Bimbingan di Sekolah. Bandung: Abardin. (Halaman 43).
Sands Casino – $200M welcome bonus - SEGPoker.com
BalasHapusWe have a great variety 샌즈 카지노 도메인 of slots games available for you. The most exciting casino bonus you'll find at Sands Casino is that it has no